Logo

Logo

Rabu, 24 Juni 2015

Proyek 35.000 MW : PLTGU Grati Ekspansi 450 MW Siap Dibangun

(Jakarta, 19 Juni 2015) – Satu lagi proyek yang merupakan bagian dari proyek 35.000 Megawatt (MW), yaitu pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Grati ekspansi kapasitas 450 MW dalam waktu dekat mulai dibangun. Hal ini dipastikan setelah ditandatanganinya dokumen kontrak engineering, procurement, construction (EPC) pada Jumat, 19 Juni 2015 di PLN Kantor Pusat Jakarta. Sebelumnya, pada 4 Mei 2015 telah ditandatangani Letter of Intent (LoI) EPC PLTGU Grati Ekpansi oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir di hadapan Presiden RI Joko Widodo pada peluncuran proyek 35.000 MW di Yogyakarta.
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Kepala Divisi Konstruksi Pembangkit PT PLN (Persero), Adang Sudrajat dengan pihak konsorsium pembangunan PLTGU Grati ekspansi yaitu Vice President Samsung C&T Corporation, Joon Suk Choi, Senior Executive Vice President Lotte E&C Co.,Ltd Hyun Kab Kim, dan General Manger PT Hutama Karya (Persero), Sigit Winarto.
PLTGU Grati ekspansi 450 MW ditargetkan dibangun dalam waktu 26 bulan setelah kontrak efektif. Listrik yang nanti dihasilkan berfungsi sebagai pemikul beban puncak (peaker) pada sistem kelistrikan Jawa Bali.
Pembangkit listrik tenaga gas uap Grati yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur, saat ini terdiri dari 2 blok yang mendapatkan suplai gas dari Santos melalui sumur Oyong dan Wortel. Suplai gas ini sanggup memasok 3 gas turbin (combined cycle) blok 1 masing-masing sebesar 100 MW. Sedangkan blok 2 (open cycle) berfungsi sebagai pemikul beban puncak (peaker).
Pemerintah Indonesia pada tanggal 4 Mei 2015 lalu meluncurkan Program 35.000 MW. Dari program ini, 10.000 MW atau 35 proyek akan dikerjakan oleh PLN dan 25.000 MW atau 74 proyek mengundang pihak swasta.
70 tahun sejak PLN berdiri pada tahun 1945, kapasitas terpasang di Indonesia mencapai sekitar 50.000 MW. Jumlah itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia yang tumbuh pesat. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 – 6 % per tahun dan angka rasio elektrifikasi Indonesia saat ini 84%, kebutuhan listrik tumbuh sekitar 8 – 9 % per tahun.
Untuk itu setiap tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 7.000 Megawatt atau dalam lima tahun ke depan dibutuhkan tambahan 35.000 Mega Watt. PLN bersama Pemerintah Indonesia dan pihak swasta bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tarif Listrik Prabayar Fair Dan Tidak Merugikan Pelanggan

(Jakarta, 31 Maret 2015) Salah satu mekanisme berlangganan listrik PLN saat ini adalah dengan listrik pintar (listrik prabayar), selain mekanisme pasca bayar yang sudah ada sebelumnya. Layanan listrik pintar tersebut diciptakan untuk memudahkan pelanggan mengatur penggunaan dan anggaran biaya listriknya sendiri. Disamping itu layanan listrik pintar juga untuk merespon berbagai keluhan pelanggan seperti catat meter kurang akurat, rekening melonjak, privacy terganggu karena didatangi petugas catat meter, dikenakan sanksi pemutusan karena lupa atau telat bayar rekening listrik. Dengan layanan prabayar maka berbagai keluhan tersebut  hilang dengan sendirinya.
Tarif listrik prabayar PLN adalah sama dengan tarif listrik pasca bayar. Sebagai contoh, untuk pelanggan rumah tangga (R1) daya 1.300 VA maka tarif pemakaian sama yaitu Rp. 1.352 per kWh (kilo Watt hour). Besarnya tarif listrik bisa dilihat di www.pln.co.id. Keuntungan layanan prabayar, pelanggan tidak dikenakan rekening minimum seperti yang dikenakan pada pelanggan pasca bayar sehingga apa yang dibayar pelanggan betul-betul sesuai pemakaiannya. Jika pelanggan tidak menggunakan listrik maka saldo kWh tidak akan berkurang.
Contoh perhitungan pembelian token (pulsa isi ulang) listrik prabayar R1 daya 1.300 VA, dengan asumsi pelanggan membeli Rp. 100.000,- adalah sebagai berikut :
Pembelian                                : Rp. 100.000,-
Administrasi                            : Rp. 2.000,- (administrasi bank merupakan kewenangan 
                                                   masing-masing bank dan jumlahnya bervariasi.
                                                   angka Rp. 2.000 tersebut sebagai contoh)
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) : Rp.  2.297,- (tariff PPJ ditentukan oleh Pemda besarnya
                                                   bervariasi. Untuk pelanggan rumah tangga wilayah Jakarta                                                                      tariff PPJ adalah 2.4 %)
Rupiah token                           : Rp.  95.703,-
Jumlah token  : 70.8 kWh (Rp 95.703,- : Rp. 1.352,-).