Logo

Logo

Jumat, 06 Maret 2015

Tarif Listrik Non Subsidi Turun Lagi di Bulan Maret 2015

Penurunan tarif listrik kembali terjadi pada 10 golongan tarif listrik non subsidi untuk periode Maret 2015. Berdasarkan perhitungan tariff adjustment, PLN menetapkan tarif listrik non subsidi periode Maret 2015 sebesar Rp 1.426,58 yang berlaku untuk lima golongan tarif yaitu :
1. Rumah tangga menengah (R-2) dengan daya 3.500-5.500 Volt Ampere (VA).
2. Rumah tangga besar (R-3) dengan daya 6.600 VA ke atas.
3. Bisnis menengah (B-2) 6.600-200.000 VA.
4. Kantor pemerintah (P-1) 6.600-200.000 VA.
5. Penerangan jalan umum (P-3).
Untuk lima golongan tarif tersebut, dibandingkan dengan tarif pada Februari 2015 sebesar Rp 1.468,25 terjadi penurunan Rp 41,67 per kWh. Dan dibandingkan dengan tarif Januari 2015 sebesar Rp 1.496,05 terjadi penurunan sebesar Rp 69,47 per kWh.
Untuk golongan tarif bisnis besar (B-3) di atas 200.000 VA, industri besar (I-3) di atas 200.000 kVA dan pemerintah besar (P-2) di atas 200 kVA tarif periode Maret 2015 ditetapkan Rp 1.027,16. Dibandingkan dengan periode Februari sebesar Rp 1.057,17 turun sebesar Rp 30,01 per kWh. Dan dibandingkan dengan periode Januari 2015 sebesar Rp 1.077,18 turun sebesar Rp 50,02 per kWh.
Untuk tiga golongan tarif tersebut, tarif pada waktu beban puncak (WBP) dikalikan faktor K. Untuk pelanggan industri besar (I-4) berdaya 30 MVA ke atas, untuk periode Maret 2015 ditetapkan Rp 965 per kWh. Tarifnya turun dibanding periode Februari sebesar Rp 993,19 dan periode Januari sebesar Rp 1.011,99. Sementara itu penurunan pada golongan khusus L/TR, TM, dan TT turun dari Rp 1.574,57 pada periode Januari 2015 dan Rp 1.545,32 pada periode Februari 2015 menjadi Rp 1.501,46 per kWh.
Penerapan tariff adjustment untuk pelanggan rumah tangga daya 1.300 dan 2.200 VA sementara ditunda pemberlakuannya.
Pemerintah telah menerapkan pola penyesuaian tarif (tariff adjusment) mulai 1 Januari 2015 melalui Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 31/2014.
Dengan pola tersebut, setiap bulan tarif listrik bisa turun, bisa tetap dan bisa naik karena dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang DOLLAR Amerika terhadap mata uang Rupiah (kurs), harga minyak dengan acuan Indonesian Crude Price (ICP), dan pengaruh inflasi.
Informasi tentang tariff adjustment dapat dilihat di www.pln.co.id pada menu Pelanggan.***
Kontak:
Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id

Pemeriksaan Jaringan Listrik Istana Bogor

Bogor, Rabu 4 Maret 2015) Petugas PLN sedang memeriksa jaringan kabel bawah tanah dan trafo yang memasok listrik ke Istana Bogor pada Rabu (4/3) yang dilaksanakan oleh PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, Area Bogor. Hal ini dilakukan terkait meningkatknya aktivitas Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor.
Listrik Istana Bogor
Kegiatan pemeriksaan kabel bawah tanah 20 kV ini dilakukan sebagai pemeriksaan rutin untuk menjaga keandalan pasokan listrik ke Istana Bogor. Kelistrikan di Istana Bogor dipasok dari Gardu Induk Bogor Baru dan Gardu Induk Kedung Badak.
Kedepan, untuk meningkatkan keandalannya pasokan listrik istana Bogor, jumlah penyulang dari semula dua, akan ditingkatkan menjadi Empat penyulang. Sistem kelistrikan di Wilayah Bogor pada saat ini beban puncak siang mencapai 535,46 MW dan beban puncak malam sebesar 580.14 MW, sedangkan total daya Trafo Gardu induk sebesar 980 MVA.

Melongok PLTA Selorejo Di Malang, Jawa Timur

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Selorejo berada dibawah kaki gunung kelut Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur dibangun pada tahun 1970 dan mulai beroperasi sejak 24 Juli 1973 dengan kapasitas 4,5 Mega Watt.
PLTA Selorejo
PLTA Selorejo ini memanfaatkan air Waduk Selorejo yang bersumber dari mata air Gunung Anjasmoro dan Gunung Argowayan, serta aliran sungai Konto. Aliran sungai ini juga dimanfaatkan oleh PLTA Mendalan dan PLTA Siman. Ketiganya berada di wilayah kabupaten Malang.
Waduk Selorejo yang diresmikan oleh Presiden RI kedua HM. Soeharto, pada tahun 2014 lalu pernah terkena dampak erupsi Gunung Kelud yang menutup kompleks Bendungan Selorejo sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berada di dalamnya turut berhenti beroperasi.
Aliran Listrik yang dihasilkan dari PLTA Selorejo dikirim melalui Jaringan transmisi 70 kV digunakan untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan daerah Malang.

Seekor Hiu Terjebak Di PLTU Paiton

Seekor ikan Hiu tutul ditemukan di intake canal PLTU Paiton oleh salah satu operator PLTU Paiton pada Senin (2/2), temuan tersebut segera dilaporkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Probolinggo dan pada tanggal yang sama DKP mengirimkan tim untuk melakukan observasi lapangan.
Selasa, (3/2), tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar (BPSPL) wilayah kerja Surabaya melakukan verifikasi lapangan terkait laporan dari DKP Kabupaten Probolinggo. Tim BPSPL wilayah kerja Surabaya melakukan koordinasi internal dengan BPSPL Pusat di Denpasar, selanjutnya pada Jum’at (6/2), Tim BPSPL Pusat bersama tim ahli melakukan observasi lapangan. Berdasarkan observasi lapangan disepakati akan dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk proses evakuasi lebih lanjut pada Rabu (11/2).
Tim lokal PLTU Paiton masih melakukan pemantauan keberadaan hiu tutul di intake kanal PLTU Paiton sampai sekarang dan kondisi saat ini masih berada disekitar area ditemukan.

sumber : Humas PT Pembangkitan Jawa Bali